CAR FREE DAY, MAKIN BANYAK SAMPAH?
Bunderan HI
Ramaaai...
Car-free Day sudah mengubah Jalan Thamrin menjadi ruang sosial yang hiruk pikuk. Polusi udara mungkin memang berkurang, tetapi polusi suara dan sampah pasti bertambah.Dia juga makin padat pesan, yang tidak semuanya relevan dengan tujuan car-free day atau gagasan hijau umumnya.
Berbagai komunitas dan produk sibuk menjual dirinya. Juga Gubernur dan pemerintahnya. Pesan, pesan. Teks, teks. Identitas, identitas.
Komunitas sepeda kuno
Keberhasilannya menciptakan ruang sosial merupakan hal tersendiri. Mungkin suatu by-product. Namun, mungkin memang berguna untuk penduduk Jakarta, yang nampaknya merindukan ruang ekspresi begini. Kedudukan Jalan Thamrin sebagai pusat kekayaan Jakarta (dan Indonesia) bagi sebagian besarurban villagers Jakarta nampak surreal, dan karena itu menjadi manis sekali ketika sekali-sekali bisa dikuasai oleh rakyat.
Tolong sampahnya...
Namun, dengan adanya acara seperti ini tiap minggu, akan menyisakan sampah yang cukup banyak sesudah acara ini usah, hal ini dikarenakan kelalaian dan ketidak acuhan masyarakat dalam membuang sampah, banyak ruas – ruas jalan yang kotor akibat acara CAR FREE DAY ini yang cukup merugikan dan membuat “risih” pengguna jalan
Bundaran HI pada tahun 1997-1998 juga menjelma menjadi ruang publik yang sungguh politik. Pada tahun 2001 transformasi itu berusaha distop, dengan mengubah permukaannya, yang bahkan pernah diberi tanda ‘Awas Listrik”. Kini mungkin transformasi berikut sedang berlangsung.
untuk bertukar informasi tentang jakarta.
No comments:
Post a Comment